Wednesday, November 7, 2012

Kertas Kerja Audit



1. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers) Kertas Kerja Pemeriksaan adalah : ? Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari : Pihak klien Analisa yang dibuat oleh auditor Pihak ketiga Berkas yang Berasal dari Klien : Neraca Saldo (Trial Balance) Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcilliation) Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule) Rincian Persediaan (Final Inventory List) Rincian Utang Rincian Beban Umum dan Aministrasi Rincian Beban Penjualan Surat Pernyataan Langganan (Client Representation Letter)

2. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Analisa yang Dibuat Auditor : Berita Acara Ksa Opname (Cash Count Sheet) Pemahaman dan Evaluasi Internal Control, termasuk Internal Control Questionnaires (ICQ) Analisa Penarikan Aktiva Tetap Analisa mengenai cukup tidaknya Allowance for Bad Debts Working Balance Sheet (WBS) Working Profit and Loss (WPL) Top Schedule (TS) Suppoorting Schedule (SS) Konsep Laporan Audit (Audit Report Draft) Management Letter Berkas yang diperoleh Pihak Ketiga : Jawaban Konfirmasi dari : Piutang Utang Bank Penasehat Hukum Perusahaan

3. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Sebagai bukti bahwa audit telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar profesional akuntan publik Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari : a. Pihak Pajak b. Pihak Bank c. Pihak Client 4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat dibuat evaluasi menegnai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya Untuk mencheck saldo awal Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien Penyusunan audit plan tahun berikutnya

4. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Jenis Kertas Kerja Pemeriksaan Kertas kerja pemeriksaan biasanya di kelompokkan dalam: Current file (Berkas tahun berjalan) Permanent file (Berkas permanen) Correspondence file (Berkas surat menyurat) Current File ? Kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan Neraca Saldo Berita Acara Kas Opname Rekonsiliasi Bank Rincian Piutang Rincian Persediaan Rincian Utang Rincian Biaya dll Permanent File ? Kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun Akte Pendirian Buku Pedoman Akuntansi (Accounting Manual) Notulen Rapat Correspondence File ? kertas kerja dari hasil korenpondensi dengan klien (surat, fax dll)

5. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Kriteria Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan Mempunyai tujuan dan menjelaskan prosedur audit yang dilakukan dengan menggunakan audit tick mark Contoh Prosedur Audit : “Periksa Aging Schedule” “Cek Penjumlahan dengan cara Footing dan Cross Footing” Contoh penggunaan Tick Mark (lihat Exhibit 6-1) Tidak menulis/mengulang kembali kertas kerja pemeriksaan Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index : Alphabetis = A – Z Numerical = I – II dan seterusnya Gabungan = A1, A2 dan seterusnya Diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers, sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab

6. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Kriteria Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak boleh ada “open question” (pertanyaan yang belum terjawab) Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan : Sifat dari perkiraan yang diperiksa Prosedur pemeriksaan yang dilakukan Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa Hal-hal tambahan : Rapih dan bersih Mudah dibaca (jelas) Bahasa yang digunakan harus baik Tidak memphoto copy data dari klien tanpa ada penjelasan Dibagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan Daftar Isi dan index kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit

7. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan Hak kepemilikan : Akuntan Publik Penyimpanan : minimal 5 tahun Dapat digunakan sebagai sumber referensi, namun bukan sebagai pengganti catatan akuntansi Harus ada persetujuan tertulis dari klien, jika pihak lain ingin meminjam dan mereview kertas kerja Mempunyai langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja

8. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Indeks Kertas Kerja Tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja (Mulyadi, 2002): Indeks Angka, diberikan pada : Kertas kerja utama : Program Audit Working Trial Balance Ringkasan Jurnal Adjustment Skedul utama Skedul pendukung Kertas Kerja Utama dan Skedul Utama ? indeks dengan angka Skedul Pendukung ? sub indeks dengan mencantumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan Contoh : 6 Skedul Utama Kas 6-1 Kas di Bank 6-2 Konfirmasi Bank 6-3 Kas Kecil 7 Skedul Utama Piutang Usaha dan Piutang Wesel 7-1 Piutang Usaha 7-2 Piutang Wesel 7-3 Konfirmasi Piutang Usaha

9. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Indeks Kertas Kerja Indeks Kombinasi Angka dan Huruf Kertas Kerja Utama dan Skedul Utama ? kode huruf Skedul Pendukung ? kombinasi angka dan huruf Contoh : A Skedul Utama Kas A-1 Kas dan Bank A-2 Konfirmasi Bank A-3 Dana Kas Kecil Indeks Angka Urut Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan Contoh : 1 Skedul Utama Kas 2 Kas dan Bank 3 Konfirmasi Bank 4 Dana Kas Kecil

10. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Susunan Kertas Kerja Draft Laporan Audit (audit report) Laporan Keuangan Auditan Ringkasan Informasi bagi reviewer Program Audit (Audit Programme) Laporan keuangan atau lembar kerja yang di buat oleh klien Ringkasan Jurnal Adjustment Working Trial Balance (WTB) Skedul Utama (Top Schedule/TS) Skedul Pendukung (Supporting Schedule/SS)

11. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Working Balance Sheet (WBS) dan Working Profit and Loss (WPL) Berisi : Saldo Per Book (bersumber dari Trial Balance klien) Audit Adjustment Saldo per Audit (angka-angka di Neraca dan Laba Rugi yang sudah di audit) Saldo tahun lalu (bersumber dari Audit Report atau kertas kerja Pemeriksaan tahun lalu) Angka dalam WBS dan WPL didukung ? angka dalam Top Schedule (TS) Antara WBS, WPL dan TS lakukan ? Cross Index WBS terdiri dari : WBS1 (pos aktiva) WBS2 (pos passiva) WPL ? pos Laba Rugi Contoh WBS dan WPL ? lihat Exhibit 6-3 dan Exhibit 6-4

12. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Top Schedule (TS) dan Supporting Schedule (SS) Berisi : saldo per book (bersumber dari Trial Balance klien) Audit Adjustment Saldo per Audit Saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu) Mencantumkan : Kesimpulan atas pos ybs. Sifat perkiraan Prosedur Audit yang dilakukan beserta Tick Mark Audit Adjustment yang diusulkan auditor dan diterima klien Angka dalam TS didukung ? angka dalam SS Antara TS dan SS lakukan ? Cross Index Dalam TS dan SS ? index working paper Contoh Top Schedule dan Supporting Schedule ? lihat Exhibit 12-5 dan Exhibit 13-1

http://www.slideserve.com/devi/kertas-kerja-pemeriksaan-audit-working-papers

Monday, October 1, 2012

Sop

Sayur Sop
Bahan- bahan yang dibutuhkan:
2 buah kentang
4 buah wortel
1 btg daun seledri
1 buah tomat 
5 buah bakso (bisa ditambah / diganti sosis, makaroni)
1 lt air

Bumbu 
1 sdt lada putih
1 sdt garam
1 sdt kaldu bubuk
2 siung bawang merah
bawang bombay secukupnya

Cara Membuat:
1. Tumis, bawang merah dan bawang bombay yang telah diiris.
2. Setelah harum, masukan air kaldu bubuk, garam, lada putih.
3. Masukan kentang, wortel hingga masak (lunak) sekitar 10-15 menit.
4. Masukan bakso atau toping lainnya hingga matang.
5. Terakhir masukan daun seledri dan tomat.
6. Jangan terlalu lama direbus, agar seledri dan tomat tetap segar.
Angkat dan sajikan, 
Saran Penyajian: 3- 4 orang. 

Sumber gambar: Google :D

Ingin terbang

Tak ingin hanya terdiam di sudut
Tak ingin bergerak dalam satu sisi
Tak ingin hanya menjadi ekor
Ingin terbang bebas, namun tak hidup bebas..

Terbang membahagiakan orang tua, keluarga, orang sekitar dan diri sendiri..

Monday, June 4, 2012

Akuntansi, Kemiskinan dan Inflasi

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomia agar   mampu   menciptaka lapanga kerja   da menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional.
Kemiskinan adalah suatu situasi dimana pendapatan tahunan individu disuatu kawasan tidak memenuhi standar pengeluaran minimum yang di butuhkan individu untuk dapat hidup layak dikawasan tersebut. Individu yang hidup  dibawah  standar  pengeluaran  minimum  tersebut  tergolong  miskin. ketika perekonomian berkembang di suatu kawasan, terdapat lebih banyak pendapatn untuk dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan baik diantara
penduduk kawasan tersebut akan mengurangi kemiskinan. Dengan kata lain secara  teoritis  pertumbuhan  ekonomi  memainkan  peranapenting  dalamengatasi masalah penurunan kemiskinan.

           Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orantidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagakebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Dalam arti sempit, kemiskinadipahami  sebagai  keadaan  kekurangan  uang  dan  baranuntuk  menjamin kelangsungan   hidup.   Dalam   arti   luas,   kemiskinan  adalah  suatu intergrateconcept  yang  memiliki  lima  dimensi,  yaitu:  1)  kemiskinan  (proper),  2) ketidakberdayaan (powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat (stateof   emergency)4)   ketergantungan   (dependence),   da5)   keterasinga(isolation) baik secara geografis maupun sosiologis. Menurut BPS (2011), daBPS dan Word Bank, 2007 seseorang masuk dalam kriteria miskin jika pendapatannya berada dibawah garis kemiskinan.
 Tingkat  kemiskinan  di  Indonesia  pada  periode  tahun  2002  hingga tahun 2010 mengalami kecenderungan yang menurun, seperti terlihat pada Gambar 1.1. diatas. Pada periode tahun 2002 sampai 2005 tingkat kemiskinan penurunan dari sebesar 18,2% pada tahun 2005 menjadi 15,9% pada tahun 2005.  Namun  di  tahun  2006  kenaikan  tingkat  kemiskinan  relatif  tinggi menjadi 17,8%; hal ini dikarenakan harga barang-barang kebutuhan pokok selama periode tersebut  naik tinggi,  yang digambarkan oleh inflasi umum sebesar 17,95 %, akibatnya penduduk yang tergolong tidak miskin namun penghasilannya berada disekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi miskin. Terjadi penurunan tingkat kemiskinan yang cukup signifikan pada periode tahun 2006 hingga 2010, dari 17,8% di tahun 2006 menjadi 13,3 % di tahun 2010 (BPS, 2011). 
Penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Ketiga, kemiskinan, muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Usaha pemerintah dalam  penanggulangan  masalah  kemiskinasangatlah  serius.  Pemerintah sudah  melakukan  berbagai  macam  program  penanggulangan  kemiskinaantara lain IDT (Inpres Desa Tertinggal), P2SDT, PPK, P2KP, PDMDKE, PARUL dan PESM . 
 Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi pengurangan tingkat kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar disetiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi di sektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang padat karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern   seperti   jasa   yang   padat   modal.
Perekonomian  saat  ini  sudah  semakin  pulih,  yang  di  tunjukkan semakin membaiknya kondisi makro ekonomi nasional, namun masih banyak permasalahan permasalahan mendasar tentang belum tertangani secara berarti.masala relatif   tingginy angka   kemiskina merupaka masalah kritikal yang memerlukan perhatian khusus. Beberapa tahun terakhir,jumlah penduduk miskin menunjukkan peningkatan, yang di karenakan belum optimalnya pertumbuhan ekonomi.selama beberapa tahun terakhir terjadi kesenjangan yang signifikan antara desa dan kota, dimana tingkat kemiskinan didesa selalu lebih besar dari kemiskinan di kota relatif persistennya kemiskinan  di  pedesaan  berarti  bahwa pertumbuhaekonomi  yang terjadi belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Gambar  dibawah ini menunjukkan  bahwa  tahun  2004  laju  pertumbuhan ekonomi di  Indonesia mengalami peningkatan  pada tahun 2005  yaitu  dari 2,7% menjadi 4,8%. Tetapi pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 2,1%.

Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan dari 2,1% menjadi 4.3%, dan selanjutnya pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 1,6%. Peningkatan atau penurunan laju pertumbuhan ekonomi ini diikuti dengan kecenderungan penurunan atau peningkatan penduduk miskin dari tahun ke tahun. Jika laju pertumbuhan ekonimi mengalami peningkatan maka tingkat kemiskinan akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya jika laju pertumbuhan ekonomi mengalami  penurunan  maka akan  diikuti  peningkatan  kemiskinan.  Hal  ini dapat dilihat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, laju pertumbuhaekonomi mengalami peningkatan dari 2,1% menjadi 4,3%, ini diikuti dengan penurunan tingkat kemiskinan dari 17,8% menjadi 15,4%. 
Inflasi dapat didefinisikan sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus, atau bisa juga disebut gejala ketidakseimbangan antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah barang dan  jasa  yantersedia,  jumlah  uang  yang  beredar  lebih  besar  dibanding dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kemiskinan merupakan masalah ekonomi global paling mendesak saat ini, terutama di negara-negara berkembang.  Di  Indonesia,  jumlah  orang  miskin  tidak  banyak  berkurang dalam tiga puluh tahun terakhir. Dalam kurun waktu yang panjang teresebut, jelas sekali bahwa pengentasan kemiskinan belum mencapai hasil yang diharapkan. Fenomena inflasi di Indonesia sebenarnya semata-mata bukan merupakan suatu fenomena jangka pendek saja dan yang terjadi secara situasional, tetapi seperti halnya yang umum terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang lainnya, masalah inflasi di Indonesia lebih pada masalah inflasi jangka panjang karena masih terdapatnya hambatan dalam struktural dalam perekonomian.
Gambar di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2006 ke tahun 2007 inflasi di  Indonesia  mengalami  peningkatan  dari  0,47%  menjadi  6,01%.  Daselanjutnya mengalami penurunan sampai dengan tahun 2009 menjadi 0,78%Tetapi pada tahun 2010 inflasi di Indonesia mengalami kenaikan lagi menjadi 1,12%Tingkamempengaruhi pertumbuhan   ekonomi   dan   inflasi   di tingkat   kesempatan   kerja   yang   pada Indonesi akaakhirny akamempengaruhi pada   tingkat   pengangguran. 
Tingkat   kesempatan   kerja merupakan  rasiantara  jumlah  penduduk  yang  bekerja  terhadap  jumlaangkatan kerja . Nilai rasio kesempatan kerja tersebut dalam pengertian adanya lowongan kerja, tetapi indikator ini dimaskudkauntuk merefleksikan tingkat penyerapan terhadap angkatan kerja.

Hampir semua negara di dunia ini termasuk indonesia tidak mampu menyediakan  lapangan  kerja  yang  cukup  menampung  angkatan kerjanyaBukan hanya negara berkembang yang tidak mampu menyediakan lapangan kerja, tetapi juga negara-negara maju. Kurangnya lapangan pekerjaan merupaka masala yang   harus   di   tangani   denga sungguh-sungguh alasannya, bekerja atau tidak bekerjanya seseorang berhubungan langsung dengan kesempatan orang mencari nafkah. Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan. Semakin  sedikitnya  kesempatan  kerja  maka  akan  meningkatkan pengangguran. Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Sedangkan tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah pengangguran dan jumlah angkatan kerja dalam bentuk presentase. (Indriamadia, 2011).
          Pasca  krisis  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  tahun  2000  sebesa4.92%, ternyata kondisi ini belum mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap tambahan angkatan kerja yang muncul sekitar 2,5 juta setiap, akibatnya  jumlah  pengangguran  meningkat,  sebesar  9,76  juta  orang  tahun 2001-2004. Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran   mengakibatkan   jumlah   penduduk   miskin   belum   dapat diturunkan setelah pasca krisis, tercatat bahwa tahun 2002 penduduk miskin sebesar 38,4 juta jiwa dimana angka ini lebih besar jika dibandingkan sebelum krisis, yaitu sebesar 34,5 juta jiwa pada tahun 1996 (BPS, 2002).

  
Refrensi: 
Criswardani Suryawati, 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. http://www.jmpk-online.net/Volume_8/Vol_08_No_03_2005.pdf. [tanggal Akses: 1 Juni 2012]
Datrini,   Luh Kade. 2009. Dampak Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kinniskinan di Provinsi Bali. Jurnal Sarathi. Vol. 16 No. 3 Oktober 2009.
Faisal Basri dan Haris Munandar. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti. 2008. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/PROS_2008_MAK3.pdf. [tanggal akses : 1 Juni 2012].

Yanti Nurfitrii. 2011.  pengaruh pertumbuhan ekonomi,inflasi dan kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di indonesia tahun 1999-2009.